Total Pageviews

Powered by Blogger.

Blog Archive

RSS

Sampai Bateraiku Habis



Pernahkah kau memikirkan apa itu hidup?                                                              
Sebelumnya..aku tak pernah memikirkannya.                                                                        
Betapa berartinya aku hidup.                                                                                      
Bisa bermain,bercanda dan tertawa setiap harinya. Bersama teman-teman. Menjalani semua aktivitasku,hobiku dan cita-cita yang akan aku raih nantinya.

Namaku Yota,aku seorang anak laki-laki berumur 17 tahun. Saat ini aku kelas 2 SMA. Aku suka gokart,basket dan aktivitas sekolah lainnya sampai aku merasakan ada benalu yang datang di kehidupanku. Kanker darah.

Saat itu aku belum tau,betapa menyeramkan pertarungan dengan penyakit ini. Selanjutnya,pengobatan yang panjang dan menyakitkanpun segera dimulai.                       
Dalam pengobatan ini,aku harus minum obat,di infus dan di suntik berkali-kali.                  
Karena daya tahan tubuhku lemah,aku harus tidur di isolator untuk mencegah terserang penyakit lain. Gara-gara panas,tubuhku jadi lemas dan mulutkupun meradang. Mendengar suara kereta pembawa makanan saja,aku mau muntah.

Aku pasti bisa sembuh..                                                                                                                 
Aku ingin cepat sembuh..                                                                                                               
Dan keluar dari sini.

Aku tidak peduli lagi. Aku tidak tahan terus begini. Akan aku akhiri semua penderitaan ini,penderitaan yang masih harus aku jalani.
Temanku Yuki,yaaa.. dia memang lebih lama di rumah sakit ini,sudah lama aku berteman dengannya,walaupun masih anak-anak tapi semangat hidupnya sangat tinggi sekali. Bahkan aku tidak pernah melihat dia sedih,aku tak tau apa yang terjadi pada dirinya,sesakit apa dan semenderita apapun aku tak tau,yang jelas aku melihat dia bahagia.                                      
Sampai pada akhirnya Yuki pun meninggal,Yuki tetap semangat sampai akhir hidupnya.         
Dia menulis sebuah surat untukku,yang tertulis seperti ini…

“NYawa itu sangat berharga,seperti baterai yang membuat manusia tetap hidup. Tapi,suatu saat nanti baterai itu akan habis,begitu juga nyawa. Kalau baterai bisa di isi ulang dengan cepat,nyawa tak bisa semudah itu di isi ulang. Nyawa adalah karunia Tuhan yang membuat manusia bisa hidup bertahun-tahun lamanya. Tanpa nyawa,manusia tidak akan bisa hidup. Tapi,ada juga mansuia yang merasa tidak butuh nyawa,lalu menyia-nyiakannya. Aku sedih melihat orang yang menyi-nyiakan hidupnya. Padahal sehrusnya nyawa digunakan sebaik-baiknya, Karena itulah aku mau terus hidup sampai nyawaku ini lelah nanti”

Kalau aku mati,aku tak bisa apa-apa.                                                                                      
 Mereka semua mencemaskanku.                                                                                                
Bukan hanya aku yang menderita..aku punya ayah,ibu,dokter perawat,mereka semua berjuang keras demi aku.
Masih banyak hal yang ingin kulakukan setelah sembuh nanti dan pulang ke rumah.                 
Aku mau sembuh.

Sore ini aku pun bertemu dengan Nami di dekat ruang laboratorium. “Mulai besok aku masuk ruang isolasi. Jadi gak bisa ke sekolah khusus lagi deh” Ucap Nami. Memang disini ada sekolah khusus untuk kami penderita kami,setidaknya aku tetap bisa belajar mengejar ketertinggalanku di sekolah umum. Tepat di depan mading aku dan Nami pun memandangi puisi Yuki yang di tempel di mading  “Eh puisi ini..Yuki itu hebat ya” Ucap Nami, “Iya” Jawabku.                                        
“Kalau nanti bateraiku habis,Yota..tetap berjuang demi aku yaa?” Ucap Nami, “Ah,jangan ngomong gitu! Nggak! Nami harus berjuang lagi,bateraimu masih tahan lama kok” Jawabku kesal. “Kalau aku sembuh,aku mau sekolah umum lagi. Ngobrol sama teman-teman dan ikutan eskul. Kadang berantem lalu baikan. Terus bikin lomba menyatakan cinta. Masih banyak hal…yang ingin aku lakukan” Ucap Nami dengan sedih dan menunduk “Aku bersyukur masuk ke sini. Sekolah disini juga seru kok. Dokter Hida seperti ayahku,suster Yumi seperti ibuku,Yota dan yang lain seperti adikku. Rasanya aku kayak punya keluarga besar. Setelah disini aku baru mengerti kebahagiaan itu sebenarnya selalu ada didekat kita” Ucap Nami lagi. “Kau puitis deh” Balasku dengan tertawa sambil mendorong kursi rodanya menuju ruang rawatnya.

Satu minggu setelah hari itu..baterai Nami akhirnya habis juga. Aku melihat dengan tegar kearah jendela dan berkata “Aku janji Nami,aku akan terus semangat”.
Aku ingin terus hidup,takkan berakhir sampai disini.     
                                                     
Bateraiku belum habis.
Ada keinginan yang tidak  terwujud,bagaimanapun aku memohon. Makanya…aku ingin menikmati hidup ini sambil tersenyum bahagia. Aku akan hidup dengan penuh semangat. Sampai bateraiku habis nanti.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: